Minggu, 11 November 2012

Taman Mayura


Taman Air Mayura adalah paduan unik dan khas dari konsep taman, kolam serta  pura ibadah. Bangunan yang masih kental dengan corak Bali, Jawa dan Lombok ini  dibangun pada masa ketika Kerajaan Bali masih berkuasa di Pulau Lombok.

Bangunan  bersejarah ini menawarkan perpaduan suasana antara nuansa alam, atmosfer religius  dan sejarah. Ketika anda memasuki lokasi ini, kesan pertama yang muncul adalah kesan bangunan taman yang mampu menghadirkan kedamaian natural. Istana ini  dilengkapi dengan kolam yang ditata sedemikian rupa sehingga tampak bagaikan  sebuah taman yang asri. Di tengah kolam berdiri sebuah bangunan yang disebut Bale Kambang.  Ada  juga yang menyebutnya gili (dalam bahasa lokal bermakna pulau kecil) karena  keberadaannya di tengah-tengah kolam yang menyerupai pulau kecil di tengah  samudera. Di dalam komplek ini banyak sekali dijumpai pohon manggis berderet  rapi yang menambah kesejukan hawa udara di taman. Jika anda beruntung, pemandu  wisata akan memperbolehkan anda untuk memetik beberapa buah manggis. 

Beberapa bangunan  yang bercirikan Bali serta paduan antara pengaruh Jawa dan Lombok  menjadikan Mayura sangat bernuansa religius. Taman ini adalah bagian tidak terpisahkan dari Pura Mayura dan Pura Klepug yang terletak di hulu kolam, yaitu di bagian Timur kolam. Namun karena luasnya taman, deretan pohon manggis, serta kolam yang lebar dan letak Pura yang di ujung, menjadikan Pura ini selalu  terlewatkan dari perhatian para pengunjung.

Diantara hal yang menarik dalam  sejarah pembangunan beberapa bagian taman ini adalah patung batu manusia yang  berwajah Asia Barat (konon adalah sahabat Raja yang berasal dari Pakistan). Menurut sejarah, patung ini dibuat sebagai tanda terima kasih Raja kepada orang Asia Barat itu karena telah memberikan idenya supaya  mengembangbiakkan merak untuk mengusir ular. Selain itu, sejarah pendirian  bangunan yang berada di tengah kolam (bale kambang) layak untuk anda simak.  Konon, bangunan ini didirikan setelah adanya desakan masyarakat pada saat itu  untuk memperoleh keadilan. Pada zaman Raad Kertha, pengadilan terhadap orang yang berperkara biasanya disidangkan di Bale Kambang. Selain itu masih banyak lagi hal-hal berkaitan dengan sejarah yang akan membuat kagum akan taman ini. Taman ini dibangun tepatnya pada tahun 1744 M. oleh Raja A.A. Made  Karangasem. Bangunan ini pada awalnya bernama Taman Istana Klepug. Nama  tersebut diambil dari suara yang muncul (kelepug-kelepug) karena  derasnya air yang keluar dari mata air di tengah kolam dalam taman tersebut.
Pada masa Kerajaan  Mataram, taman ini mengalami proses renovasi sekitar tahun 1866 yang dititahkan langsung oleh Raja A.A. Ngurah Karangasem. Tidak hanya bangunan fisik, nama Istana  Klepug pun diganti menjadi Istana Mayura. Kata mayura sendiri berasal dari Bahasa  Sansekerta yang berarti burung merak.


Menyisir lebih jauh Taman Mayura, juga terdapat beberapa benda peninggalan jaman raja waktu itu, seperti meriam atau mesiu milik tentara Belanda yang pernah digunakan untuk menggempur kerajaan Hindhu Lombok. Keaslian dari aset-aset yang ada di Taman juga tetap terjaga dan utuh. Hal itu karena tempat tersebut selalu dijaga dan dipelihara serta dibawah tanggung jawab Anak Agung Biarsah yang masih keturunan langsung dari Raja Anak Agung Gede Ngurah.

Letaknya yang  strategis serta nilai sejarah yang banyak terkandung di dalamnya menjadikan  lokasi wisata ini sering dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun  mancanegara. Taman ini terletak  di pusat bisnis, tepatnya di Kecamatan Cakranagera, Kota Mataram, Provinsi Nusa  Tenggara Barat, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar